[3rd] The Wedding

Author: WhiteBLove

Cast: Oh Se Hun. Oh Hye Ra. Jung Jae Mi.

Genre: Hurt. Marriage Life. Fluff.

Summary: “Ada apa dengan lampunya?” – Sehun.

Ket : This story pure from my Imagination! Please don’t be plagiator and try to copy my story without my permission.

 

 

Prev; [Prolog] The Wedding . [1st] The Wedding . [2nd] The Wedding

 

 

Semakin hari apartemen luas ini semakin riuh. Sehun dan Hye Ra tak pernah absen untuk bertengkar.

Jae Mi. Ya, selalu Jae Mi yang menjadi alasan utama pertengkaran mereka. Sehun masih belum bisa menerima kehadiran Jae Mi sebagai istri keduannya. Di umur pernikahannya dengan Jae Mi yang telah menginjak usia 3 bulan, Sehun tak pernah menganggap Jae Mi ada.

Gadis itu pergi, tak pernah Sehun larang.
Gadis itu pulang malam, tak pernah Sehun marahi.
Bahkan, gadis itu tak pulang, tak pernah Sehun cari.

Sikap dingin Sehun lah yang selalu membuat Hye Ra marah pada suaminya ini. Hye Ra beranggapan bahwa tak seharusnya Sehun terus menerus bersikap dingin pada Jae Mi. Karna bagaimanapun Sehun telah berjanji dihadapan Tuhan untuk menjaga Jae Mi, dan yang Hye Ra lihat, Sehun sama sekali tak memenuhi janjinya untuk menjaga Jae Mi.

 

 

Pagi ini Sehun mengijakan kakinya kedapur hanya untuk mengambil segelas air putih, setelah meneguknya habis, ia langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Hye Ra yang tengah sibuk dengan roti panggang yang akan ia hidangkan untuk mereka sarapan.

Hye Ra terdiam saat menyadari kebiasaan pagi Sehun yang mulai berubah belakangan ini. Sehun tak pernah duduk lagi bersamanya untuk minum secangkir kopi dan menyantap roti panggang yang biasa ia buatkan, atau bahkan berbincang pagi yang membuat Sehun tak sadar bahwa ia telah terlambat untuk berangkat kerja.

Kebiasaan itu sirnah. Setelah bangun, Sehun akan langsung pergi kekamar mandi dan setelah berpakaian rapih, pria itu akan pergi kedapur mengambil segelas air putih dan langsung pergi untuk bekerja.

Tak ada Morning Kiss seperti yang biasa Sehun inginkan, tak ada secangkir kopi yang hanya meninggalkan ampas hitamnya, dan tak ada lagi sepotong roti yang biasa Sehun tinggalkan diatas piring.

“Dia tak sarapan lagi?”

Pertanyaan Jae Mi membuyarkan lamunan Hye Ra tentang Sehun pagi ini.

Gadis itu ternyata tengah berdiri diambang pintu dapur, memperhatikan hidangan yang lengkap diatas meja.

Hye Ra tersenyum. Ia menarik kursi disampingnya untuk mempersilahkan Jae Mi untuk duduk.

“Tidak, sepertinya dia ada rapat mendadak lagi.”

“Tapi ini baru jam 7.” ucap Jae Mi memerikasa jam tangannya.

“Dia direktur utama. Dia bisa menyuruh bawahannya untuk rapat sesuka hatinya.”

Jae Mi hanya terkekeh mendengar pernyataan Hye Ra yang sepertinya sangat mengenal Sehun dengan baik.

“Apa memang dia selalu seperti itu?”t anya Jae Mi.

“Ya, dia memang begitu. Kau mau kejunya?” ucap Hye Ra yang menaburkan serutan keju keatas roti panggang Jae Mi.

“Terimakasih” ucap Jae Mi. Hye Ra hanya tersenyum membalas ucapan Jae Mi.

“Aku kira kau dan Sehun bertengkar lagi.”

Hye Ra terdiam dengan ucapan Jae Mi.

Bertengkar, Hye Ra rasa ia dan Sehun tak sedang bertengkar. Namun sikap Sehun belakangan ini adalah sikap yang selalu Sehun tunjukan jika mereka berdua tengah bertengkar.

“Unnie?” tanya Jae Mi.

“Ya?”

Jae Mi menahan roti panggang ditangannya untuk tak segera ia lahap karna ia sadar bahwa Hye Ra baru saja sadar dari lamunanya sendiri, “Sungguh kalian tidak sedang bertengkar karna ulahku lagi kan?” tanya Jae Mi sedikit ragu.

“Tidak, aku dan Sehun tidak sedang bertengkar.” jawab Hye Ra seraya memaksakan bibir tipisnya tersenyum.

“Benarkah?”

“Tentu, Jae Mi.”

“Syukurlah kalau begitu.”, meskipun Jae Mi berkata demikian, nyatanya gadis itu tak bisa menghembuskan nafasnya dengan baik karna merasa masih ada sedikit beban atas sanggahan Hye Ra yang tadi ia dengar.

“Unnie, mungkin malam ini aku akan menginap dirumah temanku, tugasku masih belum selesai.”

Hye Ra menolehkan pandangannya pada Jae Mi yang sedang asik menyantap roti panggang buatannya. Sebenarnya ia kecewa mendengar ucapan Jae Mi barusan, namun lagi-lagi Hye Ra menutupinya.

“Baiklah, tapi jika tugasmu selesai lebih awal, pulanglah. Aku takut Sehun khawatir.”

Khawatir. Hye Ra rasa yang akan khawatir adalah dirinya, bukan Sehun. Dan jika sudah khawatir, Hye Ra pasti akan menyuruh Sehun untuk menjemput Jae Mi. Hye Ra tau betul bahwa Sehun tak akan meng-iya-kan permintaannya yang menyangkut Jae Mi. Jika sudah seperti ini, pertengkaran antara Hye Ra dan Sehun akan terjadi kembali.

 

 

Siang ini netra Hye Ra tengah sibuk terfokus pada layar televisi dihadapannya. Acara favoritnya sedang tayang. Sampai ia tak sadar bahwa bel pintu apartemennya terbunyi menandakan seseorang baru saja masuk.

Yang langsung terlihat oleh Hye Ra adalah Sehun yang kini tengah berjalan melewati ruangan dengan langkah yang terburu-buru.

“Sehun.” Ucap Hye Ra yang terbangun dari sandarannya.

“Aku hanya mengambil dokumen yang tertinggal”

Hye Ra terdiam. Ia sadar bahwa sebentar lagi adalah jam makan siang. Hye Ra sudah berharap penuh bahwa Sehun sengaja pulang untuk makan siang bersamanya dirumah. Namun mendengar ucapan Sehun tadi membuat Hye Ra sedikit kecewa.

“Nanti malam ada undangan pernikahan Junmyeon dengan Ara, ku harap kau ikut denganku” ucap Sehun yang tak lama kembali dengan sebuah dokumen ditangan kanannya.

“Hanya aku? Tidak dengan Jae Mi?” tanya Hye Ra yang terlihat polos.

“Ya!” ucap Sehun yang langsung pergi melangkahkan kakinya meninggalkan Hye Ra.

“Lagi pula malam ini Jae Mi menginap dirumah temannya karna terlalu banyak tugas.” jelas Hye Ra yang memandang langkah Sehun yang semakin menjauh.

“Aku bersyukur akan itu.”ucap Sehun yang terus melangkahkan kakinya menuju pintu.

 

 

Benar saja, ternyata malam ini Sehun hanya menggandeng tangan Hye Ra untuk menghadiri pernikahan Junmyeon dan Ara.

Sedari tadi Sehun terus tersenyum dan tak henti-hentinya mengelus punggung tangan Hye Ra. Sepertinya pria ini benar tak main-main dengan ucapannya yang bersyukur bahwa Jae Mi tengah sibuk dirumah temannya. Karna nyatanya, menghadiri pernikahan sahabatnya hanya berdua dengan Hye Ra berhasil mencairkan suasana hatinya dengan Hye Ra.

“Apa kau haus?” tanya Sehun pada wanitanya yang kini terlihat cantik denga Dress Blue Ice nya.

“Tidak.” geleng Hye Ra seraya memperlihatkan senyumnya pada Sehun.

“Jangan terlalu romantis, inikan harinya Junmyeon dan Ara. Hari kalian sudah lewat!” ucap Baekhyun yang tiba-tiba datang seorang diri.

Sehun tertawa kecil mendengar ucapan sahabatnya, ia tau betul bahwa Baekhyun tengah iri melihat keromantisannya dengan Hye Ra.

“Kenapa? Kau tak suka? Kemana istrimu?” tanya Sehun.

“Dia sedang marah padaku!” ucap Baekhyun yang terlihat sedikit murung.

Sehun tersenyum.

“Lihatlah! Jika kau terus marah padaku, aku akan lebih sengsara darinya.” ucap Sehun seraya menatap Hye Ra.

“Kya!! Memangnya kapan Hye Ra marah padamu? Bukankah kau tak bisa marah pada bajingan satu ini?” ucap Baekhyun memandang Hye Ra.

“Kurasa kau salah ucap.” ucap Hye Ra membalas pandangan Baekhyun.

“Ahh, benar! Sehun lah yang tak bisa marah padamu.”

“Diam kau, anak lumpur!”

“Kyaa!! Kau masih saja memanggilku anak lumpur?”

“Kau kan anak hilang yang ditemukan dikubangan lumpur taman sekolah.”

“Ya, itu memang aku! Kau puas?!”

“Aku bersyukur, kau tak mandi dikubangan lumpur bersama babi!”

“Kyaa!!” teriakan Baekhyun berhasil membuat para tamu yang berada disekitar mereka menoleh.

Menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, Baekhyun langsung membungkukan badannya dan berucap maaf akibat ulah tak sopannya.

Sehun tertawa kecil seraya menarik Hye Ra untuk segera meninggalkan Baekhyun yang tengah memperbaiki image-nya.

 

 

“.. benarkah? Haha”

“Kau harus lihat wajahnya yang bahagia mandi dikubangan lumpur.”

“Kau jahat sekali masih terus meledeknya seperti itu”

“Dia memang anak lumpur, sayang”

Perbincangan Hye Ra dan Sehun yang baru saja keluar dari Lift terhenti saat Hye Ra baru sadar bahwa ia kehilangan sesuatu.

“Sehun, aku lupa tas ku tertinggal dimobil”

“Ahh, benarkah? Mau aku ambilkan?”

“Tidak usah, biar aku ambil sendiri. Boleh aku pinjam kunci mobilmu?” ucap Hye Ra seraya menahan langkah Sehun dan berlalu dengan tangganya yang terbuka untuk meminta sebuah benda dari dalam kantong celana Sehun.

“Akan ku ambilkan, Hye Ra!”

“Kau bilang tadi kau haus bukan? Masuklah duluan, aku hanya sebentar”ucap Hye Ra yang langsung mengambil kunci mobil dari tangan Sehun dan segera melangkahkan kakinya kembali masuk kedalam lift.

Sehun tersenyum. Setelah pintu lift tertutup membawa Hye Ra kembali kelantai bawah, Sehun melangkahkan kakinya memasuki apartemen.

 

 

Hye Ra benar, ia memang haus karna sedari tadi terlalu banyak tamu yang mengajaknya mengobrol. Kini sudah dua gelas air putih yang pria ini teguk untuk membasahi tenggorokannya.

Sesaat Sehun mendengar bell pintu apartemennya berbunyi. Hye Ra telah kembali, pikir Sehun. Ia langsung melangkahkan kakinya meninggalkan dapur untuk beralih menemui Hye Ra.

Namun baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba semua lampu mati seketika.

“Hey!?” Sehun terdiam heran karna suasana menjadi benar-benar gelap. Ia kembali melangkahkan kakinya, namun sedikit berhati-hati karna ia takut menabrak sesuatu.

“Ada apa dengan lampunya?” keluh Sehun kembali.

Brukk!!

“A, kau tak apa?” ucap Sehun yang tersadar bahwa ia menabrak seseorang yang hampir jatuh karna ulahnya.

 

 

“.. Kami akan segera memperbaiki jaringan listriknya, nona!” ucap seorang petugas pengamanan yang bicara dengan seorang wanita yang sepertinya mengeluh dengan padamnya listrik yang kembali terulang.

“Ini sudah ketiga kalinya, dan mereka terus berucap seperti itu? Hah, aku sudah bosan mendengarnya!” ucap Hye Ra yang kebetulan melewati kerumunan orang yang tengah mengeluh pada petugas.

“Untung aku tak terjebak didalam lift!” ucap Hye Ra.

Wanita ini terus melangkahkan kakinya menuju kamar apartemennya dengan bermodalkan terangan dari senter ponselnya.

Untunglah tombol pintu apartemennya tak ikut padam fungsi seperti yang lain, hanya saja bell pintunya tak berbunyi seperti biasa.

Hye Ra segera melangkahkan kakinya menuju kamar, namun langkahnya terhenti tatkala mendengar deru panas yang saling bersahutan berasal dari kamarnya dengan Sehun.

“Sehun?” ucap Hye Ra pelan hampir tak terdengar oleh dirinya sendiri.

Pandangan Hye Ra teralir pada lantai yang ia pijak karna dirasa ia baru saja menginjak sesuatu.

Setelah mengarahkan senter ponselnya kelantai, yang Hye Ra termukan adalah sepatu Jae Mi.

“Tunggu, apa Sehun dan Jae Mi tengah berada didalam?” ucap batin Hye Ra.

Hye Ra langsung mematikan senter ponselnya, ia kembali berjalan menuju ruangan tengah dengan begitu pelan. Bukan karna takut akan menabrak sesuatu dalam gelap, tapi karna ia tau apa yang tengah dilakukan oleh Sehun dan Jae Mi didalam sana.

 

 

-To Be Continue-

 

 

 

Note: Untuk yang mau baca Part ke-4 The Wedding, silahkan klik ini terlebih dahulu yaa -> Do you want to read [4th] The Wedding ?

 

Leave a comment for this part, please 🙂

132 respons untuk ‘[3rd] The Wedding

  1. Awal dari bencana akan dimulai.. Dari Sehun yang salah orang.. Dan mungkin Jae Mi pada saat ini tengah mabuk hingga tak sadar apa yang telah terjadi.. Dan bagaimana hanvurnya hati Hyera saat mengetahui suami yang dicintainya sedang bercinta dengan orang lain.. Meskipun itu dengan istri keduanya.. Mungkin setelah Jae Mi hamil dan melahirkan dian akan pergi meninggalkan kesengsaraan yang sedang dia hadapi..

    Suka

  2. Sepertinya jae mi lebih cocok jadi adik nya hye ra.
    Hahaha baekhyun.. baekhyun.. lucu anak lumpur lagi..
    Itu sehun sama siapa? Jae mi?
    Mereka jatuh terus ngapain?
    Pokoknya ga ridho sehun ama jae mi

    Suka

  3. Omaygaaadddd, gara2 mati lampu nihhhh 😂😂😂

    Kak mau password chapter 4 sama sekalian kalo boleh minta pw chapter 8 part 2 nya yaaaa… Makasih udh bikin penasaran 😂semangat ♡

    Suka

  4. wadaw tercyduk mereka, jadi makin seruh nih, btw kak aku mau minta pw chapter 4 ya ini id line aku jaeminsenyumanis
    mksh ya kak ^-^
    ditunggu yahh :))

    Suka

  5. Hyera benar² org yg baik banget…. Krna demi jae mi dia harus bertengkar dgn sehun…
    Aku penasaran banget apa yg Akan terjadi nantinya…..
    Kak minta pw dong
    Ini id line ku izza.anismajidah
    Kamshamnida

    Suka

Tinggalkan komentar